The falling leaves drift by my window
The autumn leaves of red and gold
I see your lips the summer kisses
The sunburned hands I used to hold
Since you went away the days grow long
And soon I'll hear old winter's song
But I miss you most of all my darling
When autumn leaves start to fall
Aku memulai pendakian ku di Gunung Gede, ditemani serpihan-serpihan hatiku yang berserakan. Aku dan dirinya baru saja berpisah, dan untuk sedikit mengobati hatiku yang gundah aku melakukan pendakian ini. Di puncak gunung nanti akan kuteriakkan namanya sekeras-kerasnya dan sebanyak-banyaknya, dan semoga ketika kuturun nanti dari puncak gunung dapat kulupakan dirinya.
Della Sarah Destrianda, itulah namanya. Gadis manis yang kukenal sejak masa awal sekolah menengahku. Pertama bertemu dia sedang berdiri di tiang bendera di temani ibunya dengan jerawat yang memerah di pipinya. Lucu sekali melihatnya saat itu, menggandeng tangan ibunya seolah takut ditinggalkan dan menunduk malu mencoba menutupi jerawatnya. Hahahaha....tapi ternyata kami sekelas.Kami bagai dua kutub magnet yang berbeda namun terdapat daya saling tarik menarik. Dia wanita pemalu yang penuh pesona sedangkan aku adalah lelaki yang tidak tahu malu. Bisa dibilang hampir ada saja kejadian yang menyebabkan aku dihukum oleh guruku, semua hukuman pernah aku jalani, disuruh lari keliling lapangan, jalan jongkok mengitari lapangan, push up sampai yang berupa tamparan. Namun untungnya aku masih merupakan salah satu murid yang lumayan pandai sehingga tidak pernah sampai hukuman skorsing atau dikeluarkan.
Dan awal kisah kami, diawali dengan kejadian yang sebenarnya sangat tidak menarik. Karena begitu pemalunya dia, aku menggodanya ketika pelajaran sedang berlangsung. Kebetulan dia duduk tepat di belakangku, ku panggil namanya dengan pelan pertama kali setelah itu kubalikkan badanku dan kuajak dia untuk istirahat dan ke kantin nanti bareng. Dia menggeleng pelan tanda tidak menyetujui permintaanku, lalu kukatakan padanya bahwa aku tidak membutuhkan persetujuannya. Dia sedikit mendelik dan aku tertawa, yang tidak aku sadari ternyata ibu guruku yang terkenal galak sudah berdiri di dekatku. Hasilnya sebuah jeweran dan hukuman berdiri di depan kelas dengan satu kaki terangkat aku jalani sampai pelajarannya selesai. Namun ternyata hukuman itu membawa berkah buatku, ketika istirahat Della menghampiriku dan dengan tersipu berkata, " Ayo Della temani Hery ke kantin "
Such a silly moment, dan semenjak hari itu kami menjadi akrab. Dan suatu hari di pojokan taman sekolahku ketika kami berdua saja sementara yang lainnya asyik bermain basket, ke kantin, aku bertanya kepadanya apa tidak malu sering bareng bersamaku, karena dia anak baik-baik sedangkan aku kebalikannya. Dia berkata dia senang bersamaku karena aku bisa membuatnya tertawa dan dia mengagumi kepandaianku. " Hery badung, di kelas tukang bikin onar tapi herannya tiap ulangan kok nilainya bagus terus ya ? Della kagum sama kepandaian Hery. " lalu kubilang " Ah...nggak asyik. Kirain kagum sama orangnya "
Dia memandangku dan entah keberanian darimana kukatakan padanya mau tidak menjadi kekasihku, dengan pipi penuh semburat merah yang terlihat nyata sekali kerena kulitnya yang putih, dia mengangguk menyatakan kesediannya menjadi kekasihku. Dan dimulailah hari-hari kami merajut asa bersama. Bisa dibilang Della sedikit merubahku, aku yang tadinya bengal mulai sedikit teratur, Guru-guru ku pun sedikit heran melihat perubahanku, sampai ada yang bilang " kayanya Hery sering gak masuk ya akhir-akhir ini, karena saya gak pernah dengar lagi celotehannya " aku hanya tersenyum kecil saja menanggapinya. Kebahagiaan kami rasakan setiap harinya. Setiap pulang sekolah kutemani dirinya sampai jemputannya datang, lalu jika pagi gantian dia yang menungguku di depan gerbang. Kerling manja matanya, tangannya yang lentik dan halus yang selalu melingkari tangan ku ketika kami berduaan, hitam dan harum rambutnya, serta perhatiannya benar-benar membuatku berterima kasih kepada Tuhan. Telah dikirimkan kepadaku seorang bidadari yang tersesat untuk menemani hari-hariku.
Namun ternyata kebersamaan kami harus terhenti, Tuhan berkehendak berbeda. Ayah Della dipindah tugaskan ke luar pulau untuk 5 tahun ke depan. Awalnya kami masih terus mencoba menuntaskan kerinduan kami masing-masing lewat suara. Namun terbayang dia diujung sana menangis ketika mengatakan " Della kangen banget sama Hery " hatiku menjerit. Sehingga akhirnya suatu hari aku memutuskan hubunganku dengannya, bukannya aku menyerah namun aku tidak mau dia terus menjalani hidup tanpa suatu hal yang pasti. Jalan kami masih panjang, biarlah Della membenciku namun aku ingin dia bisa menjalani hari-harinya tanpa kehadiranku. Egois memang kedengarannya namun saat itu aku merasa itulah yang terbaik buat kami berdua. Dia bilang " Hery jahat, gak ngerti perasaan Della " lalu menutup telepon tiba-tiba dan aku merasakan airmataku menggenang di pelupuk mataku.
Saat ini aku sudah berada di air terjun Cibeureum, termangu di sebuah batu besar. Teringat kenangan akan dirinya. Hatiku menjerit, dadaku terasa sesak. Tuhan.....aku mencintainya, berilah kebahagiaan untuknya.
C’est une chanson, qui nous ressemble
Toi tu m’aimais et je t'aimais
Nous vivions tous, les deux ensemble
Toi que m’aimais moi qui t'aimais
Mais la vie sépare ceux qui s’aiment
Tout doucement sans faire de bruit
Et la mer efface sur le sable les pas des amants désunis
Ini adalah lagu yang kita sukai
Kau mencintaiku dan aku mencintaimu
Kita hidup berdua bersama-sama
Kau mencintaiku seperti aku mencintaimu
Tapi hidup memisahkan mereka yang mengasihi
Perlahan tanpa membuat kebisingan
Pecinta dipisahkan bagai pasir dihapus oleh lautan
0 comments:
Post a Comment