Saya yakin pastilah kita semua pernah mengalami hal yang satu ini, marah. Merasa diperlakukan tidak adil, diabaikan, direndahkan atau hanya sekedar salah paham akhirnya menimbulkan hal yang satu ini " AMARAH "
Dalam Islam Rasulullah memang sudah mengingatkan, sebagaimana beliau bersabda kepada seorang sahabat yang
meminta nasehat : “ Janganlah kamu marah.” Dan beliau mengulanginya berkali-kali dengan bersabda : “Janganlah kamu marah”.
(HR. Bukhari). Dari hadits ini bisa diambil satu kesimpulan bahwa marah adalah pintu
kejelekan, yang penuh dengan kesalahan dan kejahatan, sehingga Rasulullah mewasiatkan kepada sahabatnya itu agar tidak marah. Marah seringkali memancing pelakunya
bersikap melampaui batas dalam berbicara, mencela, mencerca, dan
menyakiti saudaranya dengan kata-kata yang tidak terpuji, dan menjauhkannya dari kelemah lembutan. Didalam hadits yang shahih Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda :
“Bukanlah dikatakan seorang yang kuat itu dengan bergulat, akan tetapi orang yang kuat dalam menahan dirinya dari marah”.
Hehehehe.........kenapa kok tiba-tiba saya memposting soal amarah ini ? karena saya pernah ada di satu sisi dimana saya hilang akal karena amarah. Saya pernah berantem besar sama Bapak karena merasa diperlakukan tidak adil, namun untungnya dalam perjalanan hidup selanjutnya saya banyak menemukan banyak hal untuk lebih bisa menahan amarah saya atau bahasa kerennya " Anger Management " dan akhirnya saya berdamai kembali sama Bapak. Salah satu hal yang membantu saya mengontrol emosi saya saat ini adalah pekerjaan saya yang menuntut saya belajar banyak hal.
Satu waktu saya marah terhadap atasan saya di pekerjaan saya terdahulu, merasa selalu dicurangi hasil pekerjaan saya diakui sebagai miliknya. Lalu saya konseling yang pada akhirnya mempertemukan saya dengan Pak Hing dan dioleh-olehi sebuah buku yaitu " Coffe for the Mind " semenjak itu saya berusaha untuk mengontrol amarah saya dengan cara membalas dendam dengan melakukan yang terbaik dan menjadi diri saya yang terbaik, Hasilnya.....Alhamdulillah masih terus belajar untuk menjadi diri yang terbaik meski masih sering marah-marah. Hehehehehe......
Satu kesimpulan menurut saya adalah bukan berarti kita tidak boleh marah, namun bagaimana mengelola kemarahan tersebut karena " AMARAH HANYALAH PELACUR BAGI JIWA YANG RAPUH "
Lalu jangan marah ya teman-teman kalau ternyata tulisan ini tidak ada korelasinya dari awal sampai akhir karena sedang ditulis dalam keadaan marah. Duduk di bawah pohon ceri menanti PLN menghidupkan listrik kembali karena baterai laptop saya sudah tinggal menghitung menit. Hahahahahahaha.............
0 comments:
Post a Comment