Wednesday, May 22, 2013
Posted by HerPoer
No comments | 6:25 AM
Kali ini saya hendak bercerita mengenai guruku waktu di sekolah menengah pertama dahulu. Namanya Ibu Himatul Cholisoh. Buat saya Ibu guruku ini cetar membahana sekali perlakuannya terhadap murid-muridnya. Penuh dedikasi, sabar, pokoknya guruku nomor satu lah. Ibu Himatul mengajarkan bahasa Indonesia di kelas dan jujur sering membuat saya sakit kepala ( hahahaha.....majemuk bertingkat, SPOK, sampai ke masalah gurindam bagaimana gak bikin sakit kepala coba ).
Yang
tak pernah lupa dalam ingatan adalah ketika di hari Sabtu selepas
bersih-bersih kelas, sewaktu saya lagi asyik nongkrong sama teman-teman,
tiba-tiba Ibu Himatul menghampiriku dan menarik tanganku untuk segera
mengikutinya.
" Mau kemana sih Bu ? " tanyaku
"
Udah ikut aja " jawab Ibu Himatul seraya langsung menggaet tanganku
agar aku tidak melarikan diri. Akhirnya terpaksa aku mengikutinya.
Setelah itu dimulailah wejangan Ibu Himatul kepadaku layaknya " Bhagavad
Gita " wejangan Kresna terhadap Arjuna ketika tak mampu mengangkat
busur panahnya dalam Bharatayuda.
"
Kamu tau gak Her ? Kamu tuh murid yang cerdas tapi sayang kamu tuh
bandelnya minta ampun. Di kelas tukang ribut, terus Ibu sering lihat
kalau pulang sekolah bukannya langsung pulang malah asyik nongkrong sama
teman-temanmu. Inget Her, masa depanmu tuh masih panjang. Contoh tuh
Imam Syafe'i, pintar dan kelakuannya gak minus kaya kamu. Dan alasan
kenapa kamu peringkat 2 sedang Imam peringkat 1 adalah karena kelakuanmu
yang minus itu padahal nilai rata-rata kalian sama (
hehehehehe....sumpah waktu itu sebel banget sama temenku Imam itu,
padahal saya jauh lebih tampan dari Imam ( lho ! apa hubungannya ya ? ) )
Ibu
ngomong begini bukan karena Ibu benci sama kamu, tapi Ibu sayang sama
murid-murid Ibu termasuk kamu. Kalau kelakuanmu terus begini dan
mengingat pergaulan Jakarta yang rentan terhadap anak-anak seusiamu, Ibu
khawatir apa yang kamu cita-citakan tidak mudah untuk diwujudkan. Tidak
cukup hanya sekedar pintar Her, tapi kelakuan yang baik sangat membantu
kamu untuk menggapai cita-citamu. Paham Her ? "
Aku
hanya menggangguk, dan aku terus mengikuti Ibu Himatul sampai sebrang
sekolah dan menunggui beliau sampai mendapatkan angkot. Ketika angkot
yang ditunggu Ibu datang, sambil masuk ke dalam angkot Ibu Himatul masih
menegaskan pesannya tadi
" Inget Her, jangan pernah berhenti untuk belajar dan rubah kelakuanmu ya "
Sekarang
aku sudah dewasa ( terakhir aku ketemu Ibu ketika bersama teman-temanku
II-7 tahun kemarin dan sama seperti dulu Ibu masih terus menunjukkan
rasa sayangnya terhadap murid-muridnya ) dan pesan Ibu Himatul masih
terus terpatri di benakku. Tapi maaf ya Bu, cuma pesan pertama aja yang
masih Hery terus laksanakan yaitu sampai sekarang Hery masih menjadi
manusia yang terus berusaha untuk belajar setiap harinya. Kalau untuk
bandelnya.....gak tau deh kayanya masih sama, habis gimana ya Bu, " Bad
Boys " itu mempunyai sejuta pesona yang mampu memikat lawan jenisnya,
wanita menyukai " Bad Boys " Bu. Hahahahahaha......................
Doa-in
aja Hery Bu, supaya bisa terus belajar merubah kelakuan yang minus ini.
Terima kasih untuk Ibu, mungkin kalau gak selalu inget pesen Ibu, Hery
terus berkubang dalam kehidupan yang gak jelas juntrungannya dan benar
kata Ibu kita bisa mudah terpengaruh kalau tidak mempunyai sikap yang
baik dan itu terbukti pada apa yang pernah Hery lalui. Sekali lagi
terima kasih Bu, doa Hery untuk Ibu semoga Ibu terus dibekali kesehatan
agar bisa terus menghasilkan murid-murid yang berkualitas seperti Imam
Syafe'i ( hehehehe......kenapa sih Ibu bandinginnya sama Imam, yang lain
dong Bu, kan ada Wasisto, Sugeng, Parizal, Hadi, dll. Dijamin pasti
Hery jauh lebih mempesona ) juga semoga Allah selalu memberikan
lindungan dan rahmat-Nya untuk Ibu.
Amin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment