Monday, March 3, 2014
Posted by HerPoer
No comments | 1:55 AM
Saya pernah bercerita bahwa orangtua saya asalnya dari Wates, dan kali ini saya akan sedikit bercerita mengenai Wates. Namun bukan mengenai hamparan sawah membentangnya, melainkan sebuah kisah cinta yang mungkin sama sekali tidak menarik buat kalian ( hehehehe.....tapi buat saya menarik banget )
Saat itu liburan sekolah di bulan Juni, karena tidak punya uang banyak untuk bareng liburan bersama teman-teman akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi Mbah saya di Temon Wates Kulon Progo. Ada banyak alasan untuk kesana, selain murah saya berharap pulangnya dapat sangu banyak dari Mbah, bu'de dan bu'lek serta satu hal " kedamaian ". Berangkat menggunakan kereta ekonomi dari stasiun Senen malam hari, saya tiba di stasiun Wates pagi keesokan harinya. Dari stasiun Wates saya dijemput saudara sepupu saya Ari. Ternyata sampai rumah bu'lek ku ada banyak orang terutama wanita yang sepertinya sedang menyiapkan bahan-bahan untuk memasak. Kutanya sepupuku ada acara apa, ternyata ada hajatan di tetangga bu'lek ku dan kegiatan masak memasak nya dilakukan di tempat bu'lek ku.
Ketika ku turun dari sepeda motor sepupuku, tak sengaja pandangan ku membentur ke seorang gadis berkerudung yang sedang mengupas kentang. Dalam hatiku " menarik, di desa seperti ini ada bidadari ", dan entah kenapa hayalanku mengembara ke buku-buku cerita yang pernah aku baca dan sinetron-sinetron yang pernah aku lihat mengenai seorang jejaka dari kota yang jatuh cinta kepada seorang gadis desa. Namun saat itu aku hanya mengagumi sebatas keindahan wajahnya saja. Singkatnya setelah ketemu bu'lek aku diminta ikut bantu-bantu. Dan jujur buatku menyenangkan, apalagi oleh bu'lek ku aku diperkenalkan satu-satu ke setiap orang yang ada di tempat bu'lek dan secara tidak langsung akhirnya aku tahu nama gadis berkerudung tersebut.
Namanya Linda, namun tidak seperti tipikal gadis jawa lainnya di tempat bu'lek ku yang kulitnya sawo matang atau eksotis meminjam istilah orang asing, Linda mempunyai kulit yang lebih cerah dan yang membuatku langsung tertarik kepadanya saat itu adalah senyumnya dibarengi dengan deretan giginya yang putih. Kebetulan Linda ini seumuran dengan ku, dia juga sedang mengisi waktu liburannya dengan bantu-bantu di rumah bu'lek ku. Hari itu tidak ada sesuatu yang terlalu istimewa, hanya senyumnya Linda yang membuat hari pertama kedatangan ku di rumah bu'lek ku begitu berwarna.
Seminggu lewat sudah aku melewati liburan di rumah bu'lek ku. Setiap hari aku bersepeda menyusuri pematang-pematang sawah yang banyak terhampar disana atau nongkrong di bendungan melihat para petani wara-wiri membawa rumput untuk makanan sapi nya atau para ibu-ibu yang mengantarkan makanan untuk suaminya di sawah. Namun hari ini sedikit berbeda, ketika sedang asyik menikmati lamunanku seketika buyar ketika aku melihat seorang gadis berkerudung bersepeda sembari membawa rantang. Linda.....? tanyaku dalam hati. Dan ternyata benar itu Linda.
" Assalamualaikum wr wb...."
" Waalaikum salam wr wb..."
" Mau kemana Lin, kok bawa rantang ? "
" Ini mas....mau antar makanan buat Bapak di sawah. Biasanya Ibu yang antar cuma kebetulan Ibu belum pulang dari pasar, jadi saya yang antar "
" Ohhhhh.....sawah mu yang mana Lin ? "
" Disana mas dekat " ( seraya menunjukkan ke areal persawahan di belakang ku )
" Ohhh....boleh aku ikut, sekalian pengen lihat dari dekat. Soalnya aku belum pernah lihat kegiatan di sawah dari dekat. Kamu tahu sendiri kan ? Bu'lek dan Pa'lek ku kan soalnya gak kesawah "
" Boleh mas.....monggo "
Akhirnya saya mengikuti Linda, dan sesampainya di sawah milik keluarganya aku ditawari makan sekalian sama bapaknya. Menolak rezeki itu dosa ( hehehehe..... ) akhirnya aku makan bersama Linda dan bapaknya. Setelah ngobrol ngalor ngidul selama sekitar 1 jam, Linda pamit pulang. Dan gak tahu kenapa tiba-tiba saja tercetus perkataanku boleh tidak mengantarnya pulang. Oleh bapaknya Linda aku di izinkan mengantarnya sampai rumah. Dan semenjak hari itu kami dekat ( sedikit menghiburku karena sepupuku ikut pesantren kilat jadi tidak bisa menemani ku, sementara bu'lek dan pa'lek ku sibuk bekerja )
Jujur aku menyukainya, selain cantik ternyata Linda ini cerdas. Dia peringkat pertama di sekolahnya, dan selalu peringkat pertama dari mulai dia masuk di kelas 1 sampai sekarang kelas 2. Juga keceriaannya yang membuatku tambah terpesona kepadanya.
" Lin....besok saya pulang ke Jakarta "
" Naik apa Mas ? Sepur apa bis ? "
" Kan saya udah bilang panggil saya Hery aja, kita kan seumuran. "
" Ndak apa-apa mas, janggal kalau Hery aja . "
" Iya besok saya pulang ke Jakarta, namun sebelum saya pulang saya mau tanya sesuatu sama kamu. "
" Nanya opo toh mas ? "
" Tapi jangan tersinggung ya ? ( Linda mengangguk ) Kamu sudah punya pacar Lin ? "
( sembari menggeleng ) " Belum mas, ndak boleh sama Bapak Ibu "
" Alasannya ? "
" Harus fokus sekolah mas. Mas kenapa toh kok tanya pacar segala ? "
" hehehehe....gak kenapa-kenapa Lin. Kembali ke omonganku semula, besok saya pulang ke Jakarta, mau ndak temani saya ke pantai Glagah ( jarak pantai glagah dengan rumah bu'lek ku dekat, hanya sekitar 20 menit naik sepeda motor ). Saya mau melihat sunset disana. "
" Izin dulu sama Bapak, dan juga jangan malam-malam pulangnya. "
" Iya nanti saya izin sama bapak mu dan nanti saya pinjam motor Ari sepupuku jadi kita bisa pulang cepat "
Ternyata bapaknya Linda mengizinkan, jadilah aku menuju pantai glagah bersama Linda untuk menikmati sunset disana. Sore itu ombak tidak terlalu besar di Glagah dan langit cerah tidak ada awan hitam sedikitpun. Bias kemerahan di langit senja benar-benar membuatku terpesona. Seraya menikmati indahnya senja, aku coba mengungkapkan kekagumanku akan pesona pada diri Linda.
" Lin....aku mau jujur sama kamu. Sejak pertama kali aku lihat kamu, gak tau kenapa kamu begitu menyita perhatianku "
" Ah mas Hery....orang Jakarta emang terkenal suka muji kalau ada maunya. "
Aku raih tangan Linda dan memaksanya melihat ke arahku. Kupandangi matanya " Maafkan aku jika kupegang tanganmu. Aku gak bohong Lin, aku gak tau ini apa namanya. Saat ini aku cuma bisa bilang, jika aku kesini lagi kamu mau jika aku jemput dan kuajak ke Glagah lagi menikmati hal yang sama seperti saat ini lagi ? Berdua menikmati indahnya senja, mendengarkan debur ombak yang selaras dengan debaran dalam hatiku. Aku ingin melihat kibaran kerudungmu yang ditiup angin, menyaksikan senyummu dan menikmati saat kamu berlari sembari tertawa meninggalkan jejak-jejak langkah di pasir. Sebagai lelaki aku menyukai kesederhanaanmu, kecerdasanmu serta kecantikan budi dan wajahmu. Dan sekali lagi aku gak tau perasaan ini apa namanya, aku juga gak mau bohongi kamu maka itu aku tanyakan hal tersebut "
" Jujur Linda gak tau mas, yang Linda lihat dari mas Hery adalah bahwa mas Hery beda sama laki-laki Jakarta lainnya yang terkesan sombong karena anak Jakarta. Terus Linda juga seneng kalau ada di deket mas Hery karena mas Hery lucu. Linda gak tau dan gak bisa jawab saat ini, tapi jika suatu hari nanti mas Hery memang bener-bener ada di depan Linda dan ajak Linda ke tempat ini lagi.....baru saat itu Linda akan jawab "
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment