Tuesday, April 29, 2014
Posted by HerPoer
No comments | 11:13 AM
Aku kembali ke Jakarta hari Sabtu dengan menaiki kereta Progo. Sepanjang perjalanan bayangan wajah Linda masih terus membayangi, terutama ketika kami kembali dari Glagah. Linda mengangsurkan tangannya kepada ku, awalnya kupikir untuk bersalaman namun ternyata tidak, dia mencium tanganku seraya berkata " hati-hati di jalan nanti ya Mas "
Sesampainya di rumah Bapak menanyakan banyak hal kepadaku terutama mengenai kesehatan simbah, namun aku hanya menjawabnya singkat-singkat saja karena jujur kurang semangat ceritanya. Coba kalau bapak tanya " Gimana le ? bertemu dengan seseorang yang istimewa gak disana ? " pasti penuh antusias berceritanya.
Senin pagi aktifitas sekolah kembali kujalani, bertemu dengan sahabat-sahabat ku selalu menyenangkan buatku. Mereka banyak bercerita mengenai liburan mereka, aku hanya diam mendengarkan sambil senyum-senyum sendiri karena yang terbayang dalam ingatanku adalah wajah Linda. Salah satu sahabatku ternyata melihat aku yang senyum-senyum sendiri, dan langsung bertanya " loe kenapa Her ? Udah gila loe ya ? "
Aku hanya tertawa. Dan sahabatku kembali bertanya, " liburan loe kemana ? Ahhhhh !!!!! Gw tau nih pasti loe ketemu cewek kan dan sekarang loe lagi ngebayangin dia ? "
" Hahahahaha......gak kok liburan gw biasa aja " jawabku
" Gak mungkin kalo cuma biasa aja loe senyum-senyum sendiri aja. Ceritain dong " dan sahabatku yang lain pun meski tidak bicara namun dari tatapan matanya seolah memohon agar aku bercerita. Akhirnya mau gak mau aku bercerita, layaknya John Travolta di film Grease aku mulai bercerita dan dalam bayanganku pun Linda layaknya Olivia Newton John ( hehehehehe........)
Sebulan lewat dari saat liburanku, dan jujur rasa ingin ketemu Linda sudah tak tertahankan. Akhirnya aku nekad bilang Bapak mau pulang kampung lagi. Bapak heran, namun dengan yakin aku bilang ke Bapak ada tugas Geografi dari sekolah mengenai sistem irigasi dan juga sistem tumpang sari di desa ( hehehe.....saya bohong sama Bapak ).
Jumat malam aku berangkat dan Sabtu paginya tiba di Wates. Aku memang sengaja merahasiakan kedatangan ku ke kampung jadi tidak ada siapapun yang menjemputku di stasiun. Sampai di rumah Simbah, semuanya kaget dengan kedatangan ku dan serempak bilang " Kenapa gak ngomong ? " aku cuma cengengesan saja dan hanya bilang saya cuma sebentar aja di kampung, Minggu malam kembali lagi ke Jakarta.
Istirahat, sorenya langsung aku hendak menemui Linda dan membawanya ke Glagah dengan meminjam sepeda motor sepupuku, tapi ternyata tidak bisa. Sekeluarga mereka hendak pergi ke Yogja menghadiri pernikahan. Akhirnya dengan bermodalkan sepeda aku ke rumah Linda.
" Assalamualaikum...." salamku setibanya di rumah Linda
" Wa alalaikum salam " jawab suara yang kukenal dan kurindukan dari dalam. Dan ternyata tepat dugaanku bahwa itu suara Linda. " Loh mas ? kapan sampai Wates ? "
" Tadi pagi Lin. Kamu apa kabar ? "
" Baik Mas, ayo mari masuk Mas. Mas sendiri gimana kabarnya ? "
" Baik juga. Bapak Ibu kemana Lin ? " ketika kuperhatikan ternyata Linda hanya sendirian di rumah
" Ohhh....Bapak Ibu lagi ke rumah Lek Prapto, paling sebentar lagi juga pulang.Memangnya kenapa Mas ? "
" Aku mau ajak kamu ke Glagah lagi Lin, tapi naik sepeda. Kamu mau ? "
Linda mengangguk dan berkata " tapi tunggu Bapak Ibu ya, izin dulu sama mereka. "
Alhamdulillah, tidak berapa lama Bapak Ibu Linda pulang. Basa basi sebentar kemudian aku langsung mengutarakan keinginanku untuk mengajak Linda ke Glagah. Dan mereka mengizinkan dengan catatan asal pulangnya jangan malam-malam.
Glagah masih sama seperti saat sebelumnya saya berdua bersama Linda namun yang membedakan Linda terlihat lebih mempesona. Jujur aku sangat menyukai cara Linda tertawa dan berlari kecil ketika menyusuri pantai. Lelahku terbayarkan, mengayuh sepeda dengan Linda membonceng di belakang sampai Glagah.
" Lin..... " kondisinya saat itu kami sedang duduk dan menanti matahari yang sebentar lagi tenggelam
" Iya mas.... "
" Sampai Jakarta kemarin aku gak bisa lupain kamu "
" Gombal..... " sahut Linda sambil tersipu
" Beneran Lin, makanya aku nekad kesini meski bohong sama Bapak alasan kesini ada tugas sekolah. Aku mau mendengar jawaban mu mengenai hal yang kemarin karena sekarang aku yakin bahwa aku mencintaimu. " seraya kugenggam tangannya dan memaksa mata indahnya beradu pandang denganku dengan tujuan bahwa Linda tahu bahwa aku berkata yang sebenarnya.
" Linda gak suka Mas sama lelaki yang bohong, apalagi bohongin orang tua. "
Aku menoleh ke arah Linda yang masih tertunduk. Mendengar perkataannya layaknya beribu palu godam
menghantamku, dan membuatku merasa keindahan senja tak bermakna. Aku pun ikut
terdiam.....ku dengar Linda menarik nafas perlahan
" Linda gak suka Mas sama lelaki yang
bohong, apalagi bohongin orang tua. Maka itu Linda punya permintaan nanti kalo
pulang ke Jakarta Mas Hery minta maaf sama Bapak dan cerita yang jujur tujuan
dateng ke Wates lagi. Jadi Linda bisa suka lagi sama lelaki pembohong yang
sudah bertobat dan mas Hery juga harus janji gak akan ngulangin lagi. "
Aku menoleh ke arah Linda yang masih duduk
tertunduk, kuraih tangannya dan ku raih dagunya agar mata indahnya bisa
kulihat, " Maksudnya kamu mau Lin jadi kekasihku ? " Linda tersenyum
dan menganggukkan kepalanya " Tapi gak boleh bohong lagi, janji ! Dan kita
tetap harus menyelesaikan sekolah kita dengan baik. Mudah-mudah an Bapakku
mengerti. "
Refleks coba kurengkuh dirinya ke dalam
pelukanku, namun tangan Linda menghalangi niatku, " Untuk yang ini jangan
dulu ya Mas, Linda malu..... "
Aku tersenyum kepadanya dan menjawab " Wis
ra popo.... " dan berjalan ke arah sepeda pinjamanku.
" Sepeda ini aku lambangkan sebagai dirimu
" ku peluk sepeda tersebut dan stangnya ku cium " I love you
Linda....with all my heart "
Ku lihat di wajah Linda sebuah senyuman lalu
berganti tawa dan terucap sebuah kata, " I love you too....with all my
heart " ku perhatikan di ujung sana langit pun memerah penuh pesona.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment