Tuesday, November 27, 2012
Posted by HerPoer
No comments | 2:45 PM
Ini adalah salah satu lagi kenangan masa kecilku, yaitu ikan cupang. Teman-teman semua pasti tahu mengenai ikan cupang dan mungkin juga mempunyai pengalaman serupa dengan saya.
Ketika saya pindah ke tempat tinggal Bapak yang sekarang salah satu yang saya bawa adalah ikan cupang jagoan saya. Warnanya merah tua, dengan sirip dan ekornya yang mengembang serta dasi di lehernya yang memikat. Ikan saya ini tidak pernah kalah jika diadu, di tempat tinggal saya banyak teman-teman yang penasaran dan mencoba mengajak tarung kembali dengan jagoan cupang mereka yang baru, namun bisa dibilang mereka tak pernah menang. Nah karena saking sayangnya sama ikan cupang saya ini maka ketika pindah pun ikan ini saya bawa. Ikan ini saya beli waktu itu setelah melakukan serangkaian test, biasanya penjual ikan cupang meletakkan barang dagangannya di toples bekas selai roti, dan saling dihadapkan satu sama lain tapi diberi semacam pembatas dari karton atau bekas kardus. Nah ketika karton pembatas tersebut dibuka saya mencari ikan yang langsung galak dan menghampiri ikan di sebelahnya, lalu saya juga melakukan test lidi, yaitu saya masukkan lidi ke dalam toples tersebut dan ternyata ikan saya saat itu langsung menghampiri dan langsung menerkam lidi tersebut. Nah melihat kesangarannya akhirnya saya menjatuhkan pilihan saya ke ikan saya itu.
Di tempat tinggal saya yang baru, ikan cupang saya ini tetap melakukan ritual yang sama seperti sebelumnya. Saya pendam di dalam tanah tanpa dikasih makan selama paling cepat 3 hari, lalu ketika saya keluarkan saya kasih makan " encu " yaitu bintik nyamuk yang kebetulan banyak terdapat di tempat tinggal saya yang baru. Lalu saya pendam kembali atau di tempatkan di tempat yang kurang cahaya. Tujuannya saat itu adalah biar ikan cupang saya tetap ganas dan ketika bertarung benar-benar liar, entah apakah ada hubungannya atau tidak.
Namun jujur, ikan cupang saya masih tak terkalahkan. Jadi ketika saya sudah mempunyai teman dan kebetulan dia juga punya ikan cupang, ikan saya di adu dengan ikannya, mula-mula " kedok-kedokan ", lalu ikan saya menghampiri dan langsung tubuh ikan cupang teman saya di sontok, ekornya dikoyak dan dasinya di habisi. Lalu adu mulut, di sontok kembali ikan temanku dan tak berapa lama kemudian ikan temanku sudah berlarian kesana-kemari dikejar oleh ikanku dengan penuh ketakutan. Hahahahahaha........menyenangkan dan membanggakan sekali saat itu. Dan ikanku terus tak terkalahkan, sampai suatu hari ketika saya pendam dan saya keluarkan kembali ternyata ikan saya sudah tak bernyawa. Sedihhhhhhh banget saat itu, ikan kebanggaan saya, ikan saya yang juara, akhirnya harus berakhir di halaman belakang rumah saya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment