Monday, March 4, 2013
Posted by HerPoer
No comments | 5:01 PM
Di pekerjaan lamaku sebagai sarana transportasi aku menggunakan kereta, baik yang ekonomi ataupun Commuter AC. Transportasi ini kupilih selain untuk mensukseskan program pemerintah mengurangi kemacetan dengan beralih ke transportasi publik, juga guna menjaga kondisi badanku. Yang mana jika harus menggunakan motor kesayanganku, perjalanan sampai ke kantor harus membutuhkan waktu sampai 2 jam lebih, sedangkan jika naik kereta cukup 45 menit saja jika semuanya lancar tidak ada masalah sinyal atau apapun bentuknya itu. Bisa dibilang meski penuh namun kereta dari Bekasi masih cukup representatif, AC masih berfungsi dengan cukup baik dan kondisi kereta cukup bersih meski yang ekonominya.
Sekarang di pekerjaanku yang baru aku beralih menggunakan bus kota, motor kutitip di tempat penitipan motor. Nah di pekerjaan baru ku inilah aku kembali mengalami kemacetan Jakarta dan keluhan yang selama ini sering kudengar baik melalui media cetak, elektronik maupun ocehan-ocehan di social media. Perjalanan harus kutempuh selama 2,5 jam, sehingga seringnya aku membawa cemilan untuk di mobil dan ipod nano ku sebagai teman di perjalanan. Perjalanan 2,5 jam ini sudah melalui jalan bebas hambatan yang ternyata banyak hambatannya termasuk harus rela mempersilahkan jika pejabat pemerintah lewat ( mungkin keperluan mereka jauh lebih penting dari kami yang hanya karyawan ). Dan sempat akhirnya aku mencoba alternatif lain yaitu kereta. Naik dari Bekasi transit Manggarai lalu sambung sampai Sudirman dan naik bus kembali. Dari Bekasi sampai Manggarai tidak ada hambatan, namun ketika sudah Manggarai menuju Sudirman, Masya Allah....! Pertama, kereta menuju Sudirman cukup lama, lalu ketika ada penuhnya bukan main dan seringkali dipenuhi orang-orang yang tidak berhak naik kereta tersebut berdasarkan tiket yang mereka beli. Dan ketika dapat dan turun di Sudirman pun harus melalui perjuangan antrian yang cukup panjang.
Lalu saya coba busway, nah di busway ini juga saya mengalami keluhan yang sering di lontarkan mengenai tidak amannya wanita menggunakan transportasi ini. Awalnya saya pikir yang laki-laki adalah pasangan si wanita, karena begitu rapatnya mereka berdiri. Ketika busway datang tangan laki-laki ( maaf untuk bahasa yang akan saya gunakan ) saya melihat dia menyentuh bokong sang wanita berulang kali dengan tangannya. Dan ketika sudah sampai di dalam busway saya baru menyadari bahwa si laki-laki tersebut langsung menahan dirinya untuk tidak naik sedang si wanita sudah ada dalam busway. Selain itu tidak tertibnya ketika naik, saling dorong sehingga membahayakan, panasnya ruang tunggu dan juga waktu tunggu yang lumayan lama, belum lagi tidak sterilnya jalur busway dan kondisi busway sendiri yang kurang terawat.
Jujur padahal untuk naik transportasi publik saya harus rela merogoh kocek lebih jika dibandingkan naik motor kesayangan saya. Namun saya masih tetap setia menggunakan transportasi publik sembari berharap mudah-mudahan suatu saat ada perubahan yang jauh lebih baik. Mudah-mudahan.............
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment