• SELAMAT DATANG DI TONG SAMPAH HERPOER

    Blog ini adalah coret-coret nya HerPoer yang hanya ingin sedikit berbagi mengenai apa saja tapi terutama ingin berbagi mengenai keindahan Indonesia, dan bangga menjadi anak Indonesia

  • PANTAI KUTA LOMBOK

    Mungkin orang lebih banyak mengenal bahwa pantai Kuta itu identik dengan Bali, tapi cobalah datang ke Kuta Lombok saya percaya bahwa anda akan langsung membuat perbandingan dengan Kuta Bali

  • KOTA BARU GUNUNGNYA BAMEGA

    Apakah anda pernah mengalami nikmatnya menyantap makanan di pinggir laut, dimana anda bisa melihat matahari tenggelam lalu kapal kapal yang mulai merapat di dermaga ?

  • ROCK n ROLL STAR

    Herpoer itu identik dengan jaket robek-robeknya dan dahulu punya impian menjadi Rock n Roll star

  • GILI TRAWANGAN

    Saya menyebutnya surga, karena memang keindahan tempat ini begitu memikat hati saya

  • DESA SADE REMBITAN

    Desa yang unik dengan segala hal, jika ingin menikah sang laki-laki harus menculik calon istri sampai ke bangunan rumahnya yang benar benar masih tradisional

Tuesday, September 11, 2012

Posted by HerPoer
No comments | 12:43 PM
Saat itu bulan September, aku hendak pergi pulang dari tempatku bekerja di bilangan Melawai. Ku layangkan pandanganku sejenak ke arah langit yang mulai menghitam, nampaknya hujan akan turun ujarku dalam hati. Ada keragu-raguan untuk melangkahkan kakiku pulang teringat seorang gadis di ujung sana yang mungkin mendapati langit yang sama seperti yang kulihat saat ini. Gadis tersebut adalah gadis yang telah menawan hatiku setelah sekian lama ku kunci rapat-rapat, aku mengagumi ketegarannya sebagai seorang wanita, besar di kehidupan yang sederhana di sebuah desa kecil bernama goimo lalu rela melepaskan PMDK-nya untuk merantau ke Jakarta guna membantu orang tuanya. Telah kunyatakan cintaku padanya namun sampai saat ini jawabannya masih tersimpan rapat disembunyikan oleh senyumnya yang terus menghiasi hari-hariku.

Di tengah keragu-raguan aku tetap menaiki metromini yang kebetulan melintas di hadapanku, namun baru saja ku hempaskan pantatku sebentar hujan perlahan turun, bulat tekadku akhirnya ku berhentikan metromini yang sedang kunaiki dan aku berbalik arah menuju terminal blok-m. Sesampainya di terminal blok-m hujan sangatlah deras, namun sedikitpun tak kupedulikan, langkahku lebar menuju jalur 5, tak kuindahkan pakaianku yang semakin kuyup. Saat itu teknologi tidaklah secanggih sekarang, telepon genggam hanya milik segelintir orang saja. Sesampainya di jalur 5 nekat kunaiki satu persatu metromini 75 jurusan blok-m pasar minggu yang ada sembari kusebut namanya dengan badan yang mulai menggigil. Namun hampir 1 jam mencari, nihil…tak kujumpai dia disetiap metromini 75 yang kunaiki. Di tengah keputus asa-anku yang saat itu berdiri di jalur keluar dekat pasaraya dengan tubuh yang kuyup karena hujan tak juga mereda, seolah dituntun oleh angin yang coba menghalau sang hujan pandanganku dipaksa diedarkan ke arah lampu merah samping hotel Ambhara dan ketika ada kopaja 19 yang berhenti aku berdoa penuh harap semoga kopaja 19 yang tepat berhenti di lampu merah tersebut membawa dirinya dan dia belum pulang dengan metromini 75.

Eureka….kulihat dia turun dan membuka payung kecilnya seanggun bidadari surga yang turun ke bumi membentangkan selendangnya. Bergegas kuhampiri dirinya yang sedang menyebrang menuju ke jalur 5, kupanggil namanya dan dengan wajah penuh ketidakpercayaan dia menatapku heran, matanya seolah bertanya kamu ngapain? Ku jelaskan padanya bahwa tadi aku mengkhawatirkan dia takut dia tidak membawa payung karena hujan deras sekali di blok-m, karena tidak tahu dia ada dimana kunaiki metromini 75 satu-satu berharap dia ada di salah satu metromini yang kunaiki. Alisnya menaik mendengarkan penjelasanku seolah isyaratkan kalimat kelakuanmu konyol, padahal kamu sendiri tidak membawa payung kan? Aku hanya cengar-cengir saja di hadapannya.

Kami sama-sama terdiam untuk beberapa saat namun setelah itu dia menggenggam tanganku sembari tersenyum simpul dan berkata mulai besok kamu bisa jemput aku, kamu konyol tapi gak tahu kenapa saat ini aku merasa kamu lelaki yang sangat mempesona dengan perhatianmu. Aku tersenyum melihat pipinya yang merona merah ketika mengucapkan kata-kata tersebut, memang tidak ada kata aku pun mencintaimu namun aku tahu telah kumenangkan hatinya di jalur 5 terminal blok-m dibawah guyuran hujan namun tidak seperti tadi sekarang aku seolah merasakan satu kehangatan cinta.

0 comments:

Post a Comment