Sudah kucoba kutempa keberanian diriku di Thermopylae, bersanding bersama Leonidas dan 299 lainnya coba menahan Xerxes dan ribuan armada Persia-nya namun masih juga belum cukup. Keberanianku binasa bersama kebanggaan Leonidas dan armadanya. Tak sedikitpun kata yang terucap ketika bersamanya. Anganku untuk bisa bersamanya dan ungkapkan bahwa aku mencintainya terus berkelana tak tentu arah menemani sukma Aswatama yang dikutuk oleh Kresna.
Namun suatu hari bagai Sidharta yang mendapatkan pencerahan di bawah pohon bodi, keberanianku muncul. Aku adalah Daud yang siap menantang Goliath atau seumpama Gatot Kaca yang rela mati demi kejayaan Pandawa untuk melawan Karna. Segagah Salahudin yang menyamar menjadi tabib ketika mendatangi Richard The Lion Heart, kukatakan padanya bahwa aku adalah Bandung Bandawasa yang siap membangun seribu candi untuk dirinya dengan tanganku sendiri bukti bahwa aku mencintainya.
Dan dia menjawab, “ aku bukan Roro Jonggrang yang akan menggagalkan dirimu dengan berbuat curang, aku adalah Laila yang setia menunggu Qais ketika aku melihat sosok Qais dalam dirimu, namun kali ini berbeda. Qais yang aku lihat sepertinya seolah tidak memperdulikan Laila yang begitu merindukannya dan maafkan…aku tidak bisa seperti Zulaikha yang memaksa Yusuf. Sekarang aku sudah menyanggupi pinangan cinta seseorang dan aku tidak ingin diriku menjadi Aphrodite yang berselingkuh dengan Ares. Terima kasih atas kejujuranmu…! ”
Conclusion : love walks on two feet just like human being also it stands up on tiptoes of insanity and misery, so….when you love someone just say it
0 comments:
Post a Comment