• SELAMAT DATANG DI TONG SAMPAH HERPOER

    Blog ini adalah coret-coret nya HerPoer yang hanya ingin sedikit berbagi mengenai apa saja tapi terutama ingin berbagi mengenai keindahan Indonesia, dan bangga menjadi anak Indonesia

  • PANTAI KUTA LOMBOK

    Mungkin orang lebih banyak mengenal bahwa pantai Kuta itu identik dengan Bali, tapi cobalah datang ke Kuta Lombok saya percaya bahwa anda akan langsung membuat perbandingan dengan Kuta Bali

  • KOTA BARU GUNUNGNYA BAMEGA

    Apakah anda pernah mengalami nikmatnya menyantap makanan di pinggir laut, dimana anda bisa melihat matahari tenggelam lalu kapal kapal yang mulai merapat di dermaga ?

  • ROCK n ROLL STAR

    Herpoer itu identik dengan jaket robek-robeknya dan dahulu punya impian menjadi Rock n Roll star

  • GILI TRAWANGAN

    Saya menyebutnya surga, karena memang keindahan tempat ini begitu memikat hati saya

  • DESA SADE REMBITAN

    Desa yang unik dengan segala hal, jika ingin menikah sang laki-laki harus menculik calon istri sampai ke bangunan rumahnya yang benar benar masih tradisional

Sunday, November 18, 2012

Posted by HerPoer
No comments | 12:28 AM
Setelah menempuh perjalanan selama 4 jam yang cukup melelahkan karena harus mengalami take off dan landing selama 2 kali, akhirnya saya tiba di bandara Jalaludin Gorontalo. Bandara yang cukup membuat dahi saya sedikit berkerut, karena tak ubahnya seperti terminal Lebak Bulus. Orang-orang dapat dengan mudahnya keluar masuk bandara, untungnya ketika di pesawat sempat berkenalan dengan bapak Amir, warga asli Gorontalo. Oleh beliau lalu dicarikan taksi untuk mengantar saya mencari penginapan. Kota Gorontalo menurut saya awalnya tidak terlalu istimewa, kota yang cukup panas dan transportasinya cukup menyusahkan. Yang ada hanya bentor ( becak motor ) sebagai alat transportasi utama. Lalu dari sisi makanan juga tidak membuat saya terlalu antusias, milu siram ( jagung siram ) sebagai makanan khas daerah Gorontalo ternyata tidak cocok di lidah saya. Yang menurut saya top markotop adalah sate ikan cakalang dengan sambal siramnya. 

Tempat pertama yang saya singgahi adalah tangga 2 ribu, yaitu pantai yang sudah di reklamasi. Namun sayang sedikit kotor, dan kurang tertata dengan baik. Selanjutnya saya mendatangi dermaga bongkar muat kapal yang tak jauh dari tangga 2 ribu. Takjub melihat kapal yang sedemikian besarnya, dan malamnya saya nongkrong di pinggiran jalan yang berbatasan dengan bibir lautan dan saya dapat dengan jelas mendengarkan debur ombak. Sungguh sangat menenangkan hati. Kemudian beberapa hari kemudian saya mendapatkan kesempatan snorkeling di pantai Olele. Snorkeling di tengah ombak yang cukup kuat, sempat beberapa kali air laut membasahi tenggorokanku. Namun sebuah pengalaman yang sangat menyenangkan sekaligus menakutkan. Pemandangan bawah laut Olele cukup menakjubkan, ikan warna-warni, karang-karang yang berhamparan dengan beragam bentuk juga warna. Namun sayangnya tidak ada kamera underwater untuk mengabadikan pemandangan bawah laut yang menakjubkan tersebut. Snorkeling disini bisa dibilang dengan peralatan yang sederhana, hanya dengan jaket pelampung dan snorkel. Dan ini merupakan pengalaman pertamaku snorkeling, sungguh menggelikan awalnya. Sebelum turun ke laut saya diminta dahulu untuk membiasakan bernafas lewat mulut, sempat kesulitan awalnya. Megap-megap dan langsung kubuka snorkel ku karena secara tak sadar aku bernafas lewat hidung. Ketika sudah turun ke laut pun masih sempat beberapa kali aku mengalami hal yang serupa sehingga mulutku terasa asin sekali. Namun ketika sudah terbiasa, luar biasa. Sungguh sebuah pengalaman yang berbeda.

Ombak mengombang - ambingkan ku ke kanan dan ke kiri, lalu di depanku ikan-ikan menggodaku dengan menggoyangkan ekornya gemulai, karang-karang yang terhampar melambaikan tangannya memintaku untuk menjamahnya. Ya Allah.....terima kasih untuk kesempatan ini.


Selesai di Olele, keesokan harinya aku menuju pantai Bolihotuo di Boalemo. Melewati jalan trans Sulawesi yang sungguh kurang menyenangkan apalagi aku tipikal orang yang mabuk darat. Jalannya penuh kelokan, dan kendaraan lain yang seliweran tancap gas pollllll. Namun ketika aku sudah tiba di Bolihotuo, semuanya terbayar lunas. Belum banyak tangan yang menjamah pantai ini, sehingga pantainya masih sangat bersih, lalu cakrawala yang mencumbu lautan menciptakan suatu pesona yang memikat. Gugusan bukit-bukit di ujung sana benar-benar memaksaku untuk terus mendecak kagum. Sepintas pantai ini mengingatkanku dengan Gili Trawangan Lombok. Gorontalo ternyata benar-benar sebuah surga yang tersembunyi.

0 comments:

Post a Comment