• SELAMAT DATANG DI TONG SAMPAH HERPOER

    Blog ini adalah coret-coret nya HerPoer yang hanya ingin sedikit berbagi mengenai apa saja tapi terutama ingin berbagi mengenai keindahan Indonesia, dan bangga menjadi anak Indonesia

  • PANTAI KUTA LOMBOK

    Mungkin orang lebih banyak mengenal bahwa pantai Kuta itu identik dengan Bali, tapi cobalah datang ke Kuta Lombok saya percaya bahwa anda akan langsung membuat perbandingan dengan Kuta Bali

  • KOTA BARU GUNUNGNYA BAMEGA

    Apakah anda pernah mengalami nikmatnya menyantap makanan di pinggir laut, dimana anda bisa melihat matahari tenggelam lalu kapal kapal yang mulai merapat di dermaga ?

  • ROCK n ROLL STAR

    Herpoer itu identik dengan jaket robek-robeknya dan dahulu punya impian menjadi Rock n Roll star

  • GILI TRAWANGAN

    Saya menyebutnya surga, karena memang keindahan tempat ini begitu memikat hati saya

  • DESA SADE REMBITAN

    Desa yang unik dengan segala hal, jika ingin menikah sang laki-laki harus menculik calon istri sampai ke bangunan rumahnya yang benar benar masih tradisional

Tuesday, November 6, 2012

Posted by HerPoer
No comments | 5:16 PM
Di pekerjaan lamaku aku mempunyai sahabat seorang tukang parkir, Slamet namanya. Tubuhnya tambun, kulitnya hitam mungkin karena terbakar matahari setiap hari, tertawanya kencang mengalahkan deru kendaraan yang lewat. Kendaraannya untuk mengantarkannya ke tempat kerja adalah Vespa tahun 80-an yang pajaknya mati. Kalau ditanya " Gak takut Met tar ditilang polisi " jawabnya selalu " Motor butut gini mana ada yang mau nangkep Ri, gak ada uangnya " Hahahahaha....jawaban yang optimis dan sangat sinikal. Yang hendak aku ceritakan bukanlah Vespanya karena aku mempunyai cerita tersendiri mengenai Vespa, namun yang hendak aku ceritakan adalah cara makannya yang membuat siapapun yang melihatnya jadi kepingin makan.

Setiap jam 12 siang, Slamet selalu istirahat untuk melepaskan lelah dan makan siang. Menunya selalu sama setiap hari, yaitu nasi dengan porsi yang besar, tahu putih gulai 2 potong besar dengan kuah yang berlimpah, dan kerupuk putih. Temannya adalah 1 liter botol air mineral yang telah berkali-kali dia isi ulang. Duduk di pojokan parkir, kaki diangkat satu dan mulailah dia makan. Lahap sekali dia menyuap makanan ke mulutnya sambil sesekali botolnya ditenggak, mencoba mengalirkan makanan yang mungkin tersangkut di tenggorokannya, keringat memenuhi semua bagian wajahnya. Tangan kiri menyeka keringatnya, tangan kanan menyuap makanan ke mulutnya lalu disudahi dengan tegukan air dari botol air mineralnya. Melihatnya siapapun pasti akan meneteskan air liurnya, menurutku saat itu.

Dan Slamet selalu menjadi teman makanku ketika aku dilanda malas makan. Dua porsi menu yang biasa dia makan dijadikan satu, lalu tangan kami saling berebut mencoba menyuap semua makanan tersebut sampai tandas tak tersisa. Wuihhhh....nikmatnya makan kami berdua. Sambil diselingi ngobrol dan butiran-butiran nasi terkadang melompat keluar ketika dia berbicara, namun itu semua malah semakin menambah nikmat makan siang kami. Pengalaman tersebut berkesan sekali buatku, hal tersebut mengajariku satu hal bahwa apapun yang masuk ke mulut kita asal kita bahagia semua pasti terasa nikmat.

Sekarang aku merindukan masa-masa tersebut, aku sudah pindah kerja. Bagaimana seringkali dia curang mungkin karena masih lapar, tahu bagianku dia makan juga, kerupuk ku dibelahnya jadi dua lalu dia makan setengahnya, aku baru menyuap sekali dia sudah tiga kali, hahahahaha.......tapi jujur tidak pernah lagi aku merasakan makan senikmat itu. Restoran ternama, makanan hotel, makanan Internasional tidak ada yang mengalahkan menu makan siangku dan Slamet : Nasi putih, tahu putih gulai dengan kuah yang banyak, dan kerupuk putih.

0 comments:

Post a Comment