Monday, November 18, 2013
Posted by HerPoer
No comments | 1:40 PM
Jika berangkat kerja ke kantor aku memang sering menggunakan sarana transportasi kereta, namun jika berpergian ke luar kota bisa dibilang kali terakhir aku naik kereta adalah saat masih duduk di bangku sekolah atas. Dan kali ini saya excited banget berangkat ke Purwokerto menggunakan kereta, pertama karena masih sedikit trauma dengan pesawat akibat perjalananku dari Malang ke Jakarta dan Jakarta Batam ( nanti akan saya ceritakan sendiri di blog ini ) lalu kedua adalah aku bisa menikmati kembali perjalanan dengan kereta yang mana sangat sarat dengan kenangan ketika waktu kecil dahulu.
Sering aku katakan di blog ini bahwa aku besar di keluarga yang sangat sederhana, jadi ketika pulang kampung ke daerah orang tuaku di Wates Yogjakarta sarana transportasi yang kami gunakan adalah kereta api ekonomi yang murah meriah. Dan untuk lebih menghemat Ibu selalu membuatkan bekal makanan untuk anak-anaknya yaitu nasi bungkus + telur dadar + mie goreng dan orek tempe, tujuannya agar anak-anaknya tidak jajan di kereta. Lalu sama ketika pulang dari kampung pun, biasanya nenek atau biasa ku panggil " Mbah Putri " juga selalu membuatkan nasi bungkus dengan lauk yang kurang lebih sama plus oleh-oleh dari kampung berupa ayam yang dibawa dengan tas anyaman dari daun kelapa.
Tapi jujur perjalanan tersebut selalu menjadi sebuah kenangan manis dalam hidupku, bagaimana kami makan bareng-bareng di kereta, menikmati hamparan sawah dan matahari terbit ketika pagi menjelang, lalu tissue colognet yang dibasuhkan ke muka dan tanganku ketika tiba di stasiun Wates oleh Ibu biar anak-anaknya sedikit harum. Semuanya indah.......
Dan untuk sedikit mengembalikan kenangan tersebut sengaja aku juga membawa bekal yang sama seperti yang dahulu pernah Ibu buatkan untukku. Nasi + telur dadar + orek tempe tapi minus mie goreng bekalku menuju Purwokerto. Berangkat dari Gambir jam 08.00 pagi, perjalanan kali ini begitu berbeda. Ingatanku jauh melayang kembali ke masa kecil dahulu, bagaimana Ibu menyiapkan tiker untuk anaknya yang mau tidur di bawah dan Bapak meletakkan kakinya di bangku seberang biar tidak mengenai anak-anaknya. Kalau kebetulan berbarengan tidurnya ada yang di pangku Bapak atau Ibu lalu seringnya aku yang di bawah karena kalau tidur kata Ibu aku tidak bisa diam, gelundung sana sini. Lalu kalau anaknya lapar dengan sabar Ibu membukakan bekal yang dibungkus kertas minyak dan telaten membersihkan sisa makanan yang berserakan di bangku setelah selesai makan. Kalau pagi menjelang membangunkan anak-anaknya untuk menunjukkan keindahan matahari pagi dan hamparan sawah dengan padi yang mulai menguning.
Hahahaha.......Jujur aku menikmati sekali perjalananku kali ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment