Langit langit
akhlak rubuh
Di atas negeriku berserak-serak Hukum tak tegak, doyong
berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun
Razak
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan
aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku
berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di
kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.
Di negeriku budi pekerti mulia di
dalam kitab masih ada
Tapi dalam kehidupan sehari-hari...............
bagai jarum
hilang menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.
Itu adalah penggalan puisi dari Taufik Ismail yang berjudul " Malu ( aku ) jadi orang Indonesia " ( puisi lengkapnya bisa dilihat
disini )
Awalnya agak kurang setuju dengan judulnya, karena menurutku seharusnya bangga menjadi orang Indonesia. Indonesia ini kaya akan segala hal, alam dan segala isinya, ragam bahasa, budaya serta makanan khasnya. Apa yang membuat kita mesti malu ? Namun setelah membaca bait demi bait, nampaknya saya harus setuju dengan Taufik Ismail.
Apa yang dikatakan dalam puisi tersebut benar adanya.......Indonesia dirusak oleh orang-orang yang ada di dalamnya. Bukan Indonesia yang membuat malu rakyatnya, rakyatnya lah yang telah membuat malu Indonesia. Mungkin termasuk saya di dalamnya.
Namun mudah-mudah an lewat blog ini satu hari aku dapat membanggakan diriku sebagai orang Indonesia. Mudah-mudah an lewat blog ini aku dapat bercerita bahwa Indonesia satu hari nanti tidak seperti apa yang dibicarakan selama ini.
Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi
( Indonesia Pusaka : Ismail Marzuki )
0 comments:
Post a Comment