Kedekatan diriku dengan dirinya diawali dengan sesuatu yang tidak menarik sebenarnya, kebetulan waktu itu dia tidak di jemput oleh supirnya sehingga akhirnya harus naik angkutan umum dan aku berada tepat di belakangnya. Hari itu hujan baru saja selesai mengguyur kawasan bintaro dan banyak genangan air yang membuat kami harus lompat sana lompat sini untuk menghindari genangan tersebut. Dan kami saat itu menghadapi genangan air yang cukup menyusahkan, pijakan hanya tersisa setengah lebar tapak kaki, untuk jatuh atau sepatu basah kemungkinannya sangat besar. Dia terlihat ragu-ragu untuk melewati genangan tersebut, dan kebetulan hanya itu jalan satu-satunya yang menuju arah pasar bintaro dari sekolah kami di daerah depsos.
Melihatnya kebingungannya aku mengambil inisiatif untuk lewat duluan, sembari kutenteng beberapa batu yang berserakan di jalan untuk pijakannya melewati genangan tersebut.
" Sorry gw duluan ya, tar loe gunain batu yang ada sebagai pijakannya " kataku saat itu.
Dia tertegun sebentar dan tersenyum. Tak berapa lama setelah aku sampai di seberang genangan tersebut, dia mulai menyebrang menggunakan batu sebagai bantuannya. Aku menungguinya, saat itu tidak ada maksud lain hanya ingin memastikan dia tidak terjatuh.
" Thanks ya " ucapnya ketika sudah sampai di seberang.
" Sama - sama. "
Hanya sebuah awal yang sangat sederhana, namun semenjak saat itu bayangan wajahnya tidak pernah absen di kepalaku. Aku tidak tahu apa yang terjadi namun yang pasti aku dilanda kegilaan jika sehari saja tidak dapat kujumpai dirinya. Kelasku bersebelahan dengan kelasnya, jadi ketika menuju kelasku harus melewati kelasnya terlebih dahulu. Karena alasan konyol cuma ingin melihat dirinya, aku jadi sengaja datang telat ke sekolah sehingga ketika melewati kelasnya aku dapat mencuri-curi pandang ke arahnya, dan ketika pandangan kami beradu lalu dia tersenyum........Masya Allah bidadari surgakah yang aku lihat ini.
Aku jadi gila, sering ke musholla sekolahku untuk shalat bukan karena Tuhan-ku namun karena hanya ingin melihat senyumnya ketika melihatku. Singkatnya di puncak kegilaanku terhadapnya, akhirnya aku nyatakan cinta padanya. Bidadari surga dengan segala kelembutannya yang jika berjalan seolah ada remote control yang kupegang dan aku dapat melihatnya dalam slow motion. Gadis berkerudung yang tidak hanya patuh terhadap perintah Allah namun juga dibekali kecerdasan yang luar biasa ( dia adalah juara kelas ) beda denganku yang hanya pembuat onar.
" Izinkan kuarungi dunia melalui jiwamu, aku ingin merengkuh kebahagiaan bersamamu. Aku mencintaimu "
Saat itu dia tidak menjawab, hanya keesokan harinya dia memberikan sepucuk surat yang isinya
" Assalamualaikum Wr. Wb
Mendapat Hery Purnomo
Terima kasih untuk kejujuran mu, aku sangat menghargainya. Hanya mohon maaf saat ini aku sedang mencoba mencari cinta yang sesungguhnya, yaitu cinta kepada Allah SWT karena buatku itulah cinta yang sesungguhnya. Aku ingin mencintai seseorang karena Allah dan aku ingin mendapatkan kebahagiaan karena-Nya. "
Aku tak tahu apa maknanya, tapi saat itu rasanya ada sesuatu yang sangat menyesakkan dada. Bidadari surgaku, " Sang Camar " tidak mau menepi di pantai cintaku.
Seminggu lewat setelah kejadian itu aku sakit, bukan karena tidak mau makan karena ditolak cintanya namun saat itu faktor kelelahan karena aktifitasku yang senang keluyuran membuat kondisiku benar-benar drop sehingga penyakit mudah sekali menyerang. Oleh dokter aku diminta istirahat 3 hari, dan di hari ke-2 istirahat sakitku teman-teman datang menjengukku dan salah seorang sahabatku yang kebetulan juga sahabat " Sang Camar " ketika pulang memberikan surat bersampul merah jambu dan harum kepadaku.
" Apa nih....? " tanyaku
" Udah tar aja loe baca, ya udah gw balik ya. Assalamualaikum "
" Waalaikum salam "
Setelah teman-temanku pergi, langsung kubaca surat tersebut.
" Assalamualaikum Wr. Wb
Mendapati Hery Purnomo yang tidak kujumpai 2 hari ini.
Maaf jika aku tidak ikut menjengukmu, hanya teriring doaku semoga kamu cepat sehat dan bisa langsung menemuiku karena aku menunggumu untuk mengarungi dunia ini bersama-sama karena Allah SWT.
Camar "
Aku terdiam sejenak, setelah itu senyum-senyum sendiri lalu berteriak. " I LOVE YOU CAMAR !!!!! "
Semenjak saat itu kami dekat, kami coba arungi dunia bersama-sama. Aku mulai rajin menemui Tuhan-ku dalam sujud dan doa, aku mencoba berdamai dengan-Nya. Dan dunia sangat indah kurasa.
0 comments:
Post a Comment